Skreening Anemia pada Siswi Kelas 7 dan 10 di Sekolah Lingkungan binaan Puskesmas Gombong 1
Skreening Anemia pada Siswi Kelas 7 dan 10 di Sekolah Lingkungan binaan Puskesmas Gombong 1
Anemia adalah masalah kesehatan yang terjadi saat jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah normalnya, sering dikenal dengan penyakit kekurangan sel darah merah. Tak hanya itu, anemia juga bisa terjadi saat hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuh, seperti halnya protein kaya zat besi yang memberi warna merah pada darah. Kondisi kekurangan sel darah merah di dalam tubuh atau yang dikenal dengan anemia bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak remaja.
Namun, dibandingkan remaja putra, remaja putri berisiko lebih tinggi mengalami anemia. Salah satu alasannya karena remaja putri mengalami siklus menstruasi setiap bulannya.
Menstruasi bulanan menyebabkan para remaja putri mudah mengalami anemia, yaitu kondisi dimana sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin didalamnya lebih rendah dari biasanya.
Hal ini bisa membuat tubuh lebih mudah lemas dan mudah untuk pingsan.
Tidak berhenti sampai disitu, dampak anemia juga menyebabkan para remaja putri mengalami berbagai kondisi seperti:
- Penurunan imunitas sehingga lebih rentan terpapar berbagai penyakit infeksi
- Penurunan prestasi di sekolah
- Penurunan konsentrasi belajar di kelas
- Penurunan kebugaran dan produktifitas kerja
Pemberian TTD dilakukan pada remaja putri mulai dari usia 12-18 tahun di institusi Pendidikan pada jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat melalui UKS/M. Dosisnya yaitu memberikan satu tablet tambah darah setiap minggu selama 52 (lima puluh dua) minggu dalam setahun.
Harapannya siswa meminum tablet darah ini pada hari yang sama setiap hari. Usahakan minum TTD ini setelah sarapan, diminum dengan air putih agar penyerapan zat besinya maksimal.
Skrining kejadian anemia dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium yakni pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan darah rutin yakni kadar Haemoglobin. Selain dilakukan pemeriksaan darah, remaja putri juga diukur IMT (indeks masa tubuh), Lila (lingkar lengan atas), dan juga tekanan darahnya.
Skrining anemia ini dilakukan untuk mengetahui kondisi anemia pada remaja putri yang berakibat terhadap kesehatan dan prestasi di sekolah dan juga sebagai evaluasi pemberian tablet tambah darah yang sudah pernah dibagikan.
Pemberian TTD pada remaja putri ini untuk mencegah ibu nantinya melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR).
Dengan minum TTD secara rutin, diharapkan mampu mengurangi potensi anemia dan lahirnya bayi dalam keadaan stunting dari para ibu di Indonesia, sehingga terciptanya generasi muda dan generasi penerus yang sehat serta mampu berdaya saing dapat terbentuk dengan maksimal.